Foto: CNBC-Infografis/Deltacron/Edward Ricardo
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tengah mempelajari terkait adanya kemunculan virus baru yakni Langya. Lagi-lagi, virus Langya yang kabarnya lebih mengerikan dari Covid-19 dari dari China.
\”Virus yang dari China, kita sedang pelajari karena baru keluar ya, dan belum masuk Variants Under Monitoring WHO,\” kata Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin saat ditemui usai peluncuran buku vaksinasi Covid-19 di Kantor Kemenko Perekonomian beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan karena belum masuk dalam daftar Variants Under Monitoring WHO artinya virus masih sangat dini. \”Kan kalau masuk jadi Variants Under Monitoring, kemudian masuk Variants of Interest, dan kemudian baru Variants of Concern. Nah sekarang ini belum masuk Variants Under Monitoring, jadi masih sangat dini,\” jelasnya.
Sebagai informasi, virus dengan nama lain Langya Henipavirus itu berasal dari hewan dan mampu menginfeksi manusia. Taipei Times melaporkan China mengindentifikasi 35 kasus terkait Langya.
Virus itu ditemukan pada sampel swab tenggorokan pada pasien demam di wilayah China timur. Pasien dilaporkan memiliki riwayat kontak dengan hewan dalam beberapa waktu terakhir.
Pasien tersebut, kebanyakan petani, memiliki gejala mulai dari kelelahan, batuk, kehilangan nafus makan dan nyeri. Beberapa kasus lain melaporkan kelainan sel darah serta tanda kerusakan hati dan ginjal.
Virus Langya dilaporkan pertama kali pada studi berjudul \”A Zoonotic Henipavirus in Febrile Patients in China\” yang dirilis pada Kamis (4/8/2022). Studi menuliskan henipavirus baru yang berhubungan dengan penyakit penyebab demam pada manusia yang teridentifikasi di China.
Virus bisa membuat hewan dan manusia terkena penyakit parah. Henipavirus diklasifikasikan sebagai virus biosafety Level 4 dengan tingkat kematian kasus antara 40-75%, menurut data dari WHO
Bahkan dilaporkan Langya menyebabkan kematian pada tingkat yang lebih tinggi dari Covid-19. Belum ada vaksin atau pengobatan bagi pasien terkena Henipavirus, satu-satunya adalah perawatan suportif untuk menyembuhkan gejala komplikasi.
Sumber: CNBC Indonesia